Materi Manajemen dan Organisasi : Keragaman Sebagai Sumber Kompetitif
Setelah sekian lama saya tidak posting, berikut ini saya membagikan materi tugas kuliah manajemen saya
Keragaman
adalah suatau kondisi pada kehidupan masyarakat. perbedaan seperti itu ada pada
suku bangsa, ras, agama, budaya, dan gender. keragaman yang ada di Indonesia
adalah kekayaan dan keindahan bangsa. Morrison
(1992) sebagaimana dikutip oleh Wentling et al (1997) mengkategorikan keragaman
dalam empat tingkatan: (1) keragaman sebagai keseimbangan rasial/etnis/seksual,
(2) keragaman sebagai memahami budaya lain, (3) keberagaman sebagai nilai-nilai
budaya berbeda, dan (4) keragaman sebagai luas inklusif (budaya, subkultur, dan
individu). Sedangkan Griggs (1995) menyatakan bahwa keragaman bukan hanya
melihat keragaman secara luas saja (umur, suku/ras, gender, kemampuan fisik,
orientasi seksual, agama, kelas sosial ekonomi, pendidikan, wilayah asal,
bahasa dan lain 16 sebagainya), tapi juga harus melihat keragaman dari segi
pengalaman, status dalam keluarga, personaliti, fungsi kerja, urutan dalam
hirarki dan karakteristik lainnya yang membentuk perspektif/pandangan seorang
individu.
Sementara itu Williams dan O’Reilly (1997) seperti
diterjemahkan oleh Kusumardhani (2005) menyebutkan bahwa keragaman mengacu pada
setiap atribut (sifat) yang menonjol bagi seorang individu, yang membuatnya
merasa berbeda dengan individu lainnya. Atribut yang membedakan tersebut
termasuk rasio etnisitas, gender, nasionalitas, agama, keahlian fungsional, dan
usia. Kemudian Allard (2002) menyatakan bahwa keragaman mencakup di
dalamnya adalah tingkatan sosial, budaya, fisik, dan perbedaan lingkungan
diantara banyak orang yang akan mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak
atau bersikap. Uraian di atas
menunjukkan bahwa keragaman bukan pandangan sebatas adanya keragaman yang
berhubungan dengan perbedaan ras, suku, ideologi, gender, dan latar belakang
kultural, tetapi mencakup keragaman yang lebih mendasar dan luas.
2.2 Keragaman Dalam Organisasi
Diversity in Organization adalah keragaman/perbedaan di
dalam suatu organisasi.perbedaan tersebut yaitu usia, agama, ras, fisik, dan gender.
Keragaman dalam organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini.
Dengan keragaman,organisasi dapat memperoleh berbagai pandangan, kemampuan, dan
berbagai hal untuk mengatasi permasalahan organisasi atau perusahaan, dan dapat
juga meningkatkan efektivitas perusahaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Henderson (1994) bahwa
Manajemen Keragaman menekankan keterampilan manajerial dan kebijakan yang
dibutuhkan untuk mengoptimalkan dan menekankan kontribusi setiap karyawan
terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu Triandis, Kurowski, dan Gelfand
(1992) sebagaimana dikutip oleh Wentling et.al. (1997), berpendapat bahwa
Manajemen Keragaman berarti mengubah prosedur operasi standar yang membutuhkan,
data, eksperimen, dan penemuan prosedur yang paling cocok untuk masing-masing kelompok.
Hal ini lebih kompleks daripada manajemen konvensional tetapi dapat
menghasilkan organisasi yang lebih efektif.
Keragaman Individu dalam Organisasi
diartikan sebagai :
- kumpulan
dari beberapa persamaan maupun perbedaan latar belakang individu pada dimensi
nilai, keyakinan, dan opini
- suatu
hal yang penting dalam proses pengambilan keputusan organisasi/perusahaan
- dan
suatu hal yang perlu dikelola dengan baik
Salomon dan Schork (1998)
mengungkapkan tiga kunci keberhasilan perusahaan dalam mengelola keragaman,
yaitu:
1. Meningkatkan akses yang
lebih luas kepada kelompok-kelompok pekerja yang berbakat. Salah satu hal yang
cukup penting dalam menentukan keberhasilan bisnis adalah kemampuan untuk
menarik, mempertahankan, dan memotivasi orang-orang yang berbakat. 19
2. Meningkatkan inovasi. Inti
dari inovasi adalah menjadi “baru” dan “berbeda”. Suatu budaya organisasi yang
terbuka terhadap keragaman atau “perbedaan” akan menghasilkan lebih banyak
ide-ide daripada organisasi yang memiliki budaya yang hanya berdasar kepada
“persamaan”.
3. Hubungan dengan pelanggan
yang lebih kuat. Membina hubungan yang kuat dengan pelanggan juga merupakan
salah satu faktor yang cukup penting bagi keberhasilan bisnis. Ketika pelanggan
dan bisnis menjadi global, maka investasi untuk penelitian, pengembangan dan
manufacturing juga harus menjadi global untuk mendapatkan kredibilitas dari
pelanggan.
2.3 Aspek Keragaman Organisasi
Beberapa aspek yang termasuk dalam
keragaman organisasi adalah sebagai berikut :
- Usia
- Latar
belakang personal
- Pendidikan
- Gaya
hidup
- Pengalaman
kerja, dsb.
Karakteristik biografis merupakan
karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a.
Usia
Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan menjadi
masalah yang lebih penting selama dekade mendatang.
b.
Gender atau Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara
pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan budaya setempat berkaitan dengan
keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki tingkat kebasenan yang tinggi dibandingkan
dengan pria, hal ini berkaitan dengan tanggungjawab dan fungsi dari seorang
wanita dirumah tangga.
c. Status Perkawinan
Tidak terdapat hubungan antara status
perkawinan dengan produktivitas, namun hasil riset menunjukkan bahwa karyawan
yang telah menikah mempunyai tingkat pengunduruan diri yang rendah, tingkat
keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan pekerjaannya disbanding rekan
sejawat yang belum menikah, hal ini dapat dikaitkan dengan status perkawinan yang menuntut suatu
tanggungjawab lebih besar.
D. Disabilitas
Disabilitas sering menjadi
masalahbesar di suatu negara. Penderita disabilitas adalah karakteristik
biografis yang paling mudah akan terjadi diskriminasi. Dampak dari disabilitas
di dunia pekerjaan adalah pekerja dengan disabilitas akan menerima evaluasi
kerja yang lebih tinggi, individu dengan disabilitas cenderung menemukan
ekspektasi kinerja yang lebih rendah dan semakin kecil kemungkinan dipekerjakan
2.4 Penyebab Keragaman Dalam
Organisasi
Perubahan-perubahan yang terjadi
dewasa ini dalam lingkunga manajemen sumber daya manusia, menuntut mereka untuk
memainkan peranan yang semakin penting dalam perusahaan. Menurut Garry Dessler
(1997) kecenderungan-kecenderungan tersebut meliputi:
1. Keragaman angkatan kerja.
2. Trend teknologi.
3. Globalisasi.
4. Trend-trend dalam dunia
kerja.
Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungan bisnis akan membawa dampak pada perubahan strategi
bisnis. Hal tersebut akan semakin mengarahkan manajer untuk memperjelas ke arah
mana visi dan misi bidang
sumber daya manusia akan
dibawa. Dalam pengertian bahwa sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perusahaan (Golden & Ranunanjam,1985). Karena perubahan
ini menyangkut banyak aspek dan tuntutan yang harusdicapai maka perlu dilakukan
pengembangan kualitas dari sumber daya manusia.Pengembangan kualitas sumber
daya manusia dilakukan melalui kegiatan investasi pada sumber daya manusia,
sehingga akan menimbulkan pola perubahan padastrategi sumber daya manusia yang
mengakibatkan timbulnya peran baru padasumber daya manusia di perusahaan. Peran
baru tersebut dapat dikategorikan sebagai peran strategis sumber daya manusia
karena terkait langsung secara aktif dengan kegiatan bisnis perusahaan.
2.5 Peran Strategis SDM Pada
Keragaman Organisasi
Ulrich (1997), melihat ada
empat kategori peran strategis sumber daya manusia yaitu:
1. Mitra strategik. Artinya
sumber daya manusia menjadi mitra bagi manajer
senior dan manajer lini dalam
pelaksanaan strategi, membantu memindahkan
perencanaan dari ruang
konferensi ke lapangan (pasar).
2. Ahli administrasi. Artinya
sumber daya manusia harus menjadi seorang yang
ahli dalam pengorganisasian
dan pembuat keputusan, memberikan administrasi
yang lebih efisien untuk
meyakinkan bahwa berbagai biaya dapat dikurangi
sementara kualitas tetap
terjaga.
3. Employee champion.
Artinya sumber daya manusia harus menjadi pemimpin
bagi karyawan, dengan mewakili
kepentingan mereka dihadapan manajer
senior dan pada waktu yang
sama bekerja untuk meningkatkan kontribusi
karyawan, yaitu komitmen
karyawan pada perusahaan dan kemampuan untuk
memberikan hasil.
4. Agen perubahan. Artinya
sumber daya manusia harus menjadi agen perubahan
yang berkesinambungan. Sumber
daya manusia harus membangun kapabilitas
perusahaan untuk menangkap dan
mengkapitalisasi perubahan. Inisiatif
perubahan difokuskan pada
penciptaan tim yang berkinerja tinggi dalam
mengimplementasikan teknologi
baru yang dikembangkan dan disampaikan
dengan cara dan waktu yang
tepat.
2.6 Tingkat
Keragaman Dalam Organisasi
Terdapat dua tingkat keragaman dalam
organisasi yaitu :
1.
Surface-level Diversity (keragaman tingkat permukaan)
yaitu perbedaan dalam karakteristik yang
dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis kelamin, ras, suku, umur, atau
disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang berpikir atau
merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.
2.
Deep-level Diversity (keragaman tingkat dalam)
yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian,
dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan kesamaan
sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.
2.7 Pandangan dan Perspektif
Perusahaan Pada Keragaman Organisasi
Thomas dan Ely (1996)
mengemukakan bahwa didalam Manajemen Keragaman dalam manajemen sumber daya
manusia, perusahaan dapat melihatnya dalam tiga pandangan / perspektif yang
berbeda yaitu:
1. Discrimination and
Fairness Paradigm
Perusahaan yang melihat
keragaman dari perspektif ini selalu memfokuskan pada kesempatan yang
sama, perlakuan yang fair, recruitmen
dan compliance dengan persyaratan Equal Employment Opportunity
(EEO). Berdasar paradigma ini, keragaman diukur oleh seberapa baik
perusahaan merekrut dan mempertahankan tujuan-tujuan, dibandingkan pada derajat
dimana kondisi perusahaan mengijinkan karyawan untuk memperlihatkan aset
personal dan perspektif mereka untuk bekerja lebih efektif. Manfaat yang
diperoleh dari sudut pandang paradigma ini adalah perusahaan cenderung akan
meningkatkan keragaman demografis sering berhasil dalam menerapkan perlakuan
yang fair.
2. Access and Legitimacy
Paradigm
Perusahaan didorong untuk
memperoleh akses ke pelanggan yang lebih beragam yang dipadukan pada keadaan
demografis perusahaan. Untuk itu perusahaan membutuhkan angkatan kerja yang
lebih beragam juga, untuk membantu perusahaan memenuhi kebutuhan segmen yang
berbeda-beda. Perusahaan akan membutuhkan karyawan dengan multilingual skill
untuk memahami dan melayani customer dengan lebih baik dan untuk
mendapatkan legitimacy dari para karyawan tersebut.
Perusahaan yang berhasil
menggunakan perspektif access and legitimacy untuk meningkatkan
keragaman, hampir selalu beroperasi sesuai dengan lingkungan bisnis dimana
terdapat peningkatan keragaman customer, klien, atau tenaga kerja,
dimana semuanya itu jelas merupakan kesempatan bagi perusahaan.
3. Learning and
Effectiveness Paradigm
Perusahaan menyadari dan
mempertimbangkan bahwa seringkali karyawan membuat keputusan dan pilihan ketika
bekerja yang didasarkan pada latar belakang budaya mereka. Perusahaan membangun
sebuah pandangan tentang keragaman yang memungkinkan mereka untuk memasukkan (incorporate)
perspektif karyawan ke dalam kegiatan perusahaan dan meningkatkan kegiatan
dengan mempertimbangkan kembali tugas-tugas utama, serta mendefinisi ulang
pasar, produk, strategi, misi, praktek-praktek bisnis bahkan budaya perusahaan.
Perusahaan seperti ini menggunakan paradigma learning and effectiveness untuk
mengelola keragaman dan dengan melakukan hal tersebut mereka memperoleh manfaat
yang sesungguhnya dari keragaman.
Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa Manajemen Keragaman bukan saja mengakui perbedaan yang ada di
masyarakat dan mengakui perbedaan-perbedaan itu sebagai sesuatu yang berharga,
melainkan juga meningkatkan praktek manajemen yang baik dengan mencegah serta memastikan
bahwa individu dari kelompok yang berbeda tidak mengalami diskriminasi.
Mengakui keragaman berarti memahami bagaimana perbedaan dan persamaan yang ada
di masyarakat dapat dimobilisasi menjadi unit produktif untuk kepentingan
individu, organisasi dan masyarakat secara keseluruhan
2.8 Kelompok Tim dalam Suatu Keragaman
Keragaman tidak perlu dikhawatirkan,
tetapi justru memberikan konstrinbusi dalam meningkatkan kinerja dan memperkaya proses dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan. Organisasi yang menggunakan keragaman tidak hanya akan
memberikan kekuatan moral tetapi juga kekuatan bisnis.
Didalam organisasi dibentuk beberapa
kelompok tim yang bertujuan untuk membangun keragaman, yaitu sebagai berikut :
1.
Tim proyek (Project Team)
Adalah grup yang terdiri atas beberapa
orang yang memiliki berbagai macam keahlian dan dibentuk untuk meneliti rencana
baru. Fungsi mereka mempertimbangkan dan mengusulkan cara terbaik guna mencapai
hasil yang terbaik.
2.
Tim Pelayanan Konsumen
Adalah bentuk pemberian layana atau servis
yang diberikan kepada pelanggan atau konsumen.
3.
Menajemen Puncak (Top Menajemen)
Sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien.
4.
Tim Bagian Penjualan
Adalah bagian penjualan menerima surat
pesana dari pihak pembeli dan membuat surat order penjualan atas dasar surat
pesanan tersebut.
5.
Tim Pemasaran
Adalah suatu system keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga ,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2.9 Manfaat Manajemen
Keragaman
Untuk memperoleh manfaat yang
sebenarnya dari keragaman, perusahaan perlu melakukakan pengolahan keragaman
dengan tepat. Karena kebanyakan tempat kerja terdiri dari beragam budaya, maka
organisasi perlu belajar bagaimana beradaptasi untuk memperoleh keunggulan
kompetitif
Terkait dengan hal tersebut,
Knouse et al (2008) menyebutkan beberapa keuntungan dengan penerapan Manajemen
Keragaman antara lain :
1. Menciptakan keunggulan
kompetitif bagi organisasi. Anggota organisasi yang beragam dapat menyediakan
sumber-sumber pengetahuan bagi organisasi. Selain itu, keragaman menghasilkan
organisasi yang fleksibel, proaktif, dan berenergi.
2. Keberagaman anggota dapat
lebih memahami keinginan pelanggan dan pada akhirnya membantu para pelanggan
yang mirip dengan mereka.
3. Pelanggan merasa lebih nyaman
berurusan dengan anggota organisasi yang seperti mereka. Pelanggan merasa
identitas dengan anggota organisasi seperti mereka dan lebih bersedia untuk
berinteraksi dengan organisasi-organisasi ini.
4. Meningkatkan produktivitas
pada tugas-tugas yang kompleks. Tugas-tugas kompleks biasanya membutuhkan
masukan kognitif yang kompleks yang pada gilirannya memerlukan sumber daya
pengetahuan, seperti informasi, keterampilan, dan perspektif bahwa anggota
keragaman dapat menyediakan.
5. Meningkatkan pemecahan masalah
melalui sumber-sumber pengetahuan. Keanekaragaman anggota dapat memberikan
informasi lebih lanjut, pendekatan baru, dan perspektif yang lebih kaya pada
pemecahan masalah organisasi
6. Mendukung strategi
inovatif. Inovasi membutuhkan ide-ide baru dan berpikir di luar kotak, yang
anggotanya beragam dapat menyediakan.
Daftar Referensi
Kalengkongan. D Natalia. 2013.
Makalah Manajemen Keragaman Pada
Multinational Company (Studi Kasus Pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia – Jawa
Tengah). Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana
Saputra. Herman. 2017. Perilaku Keorganisasian: Keragaman Dalam
Organisasi. Makassar : Universitas Negeri Makassar
Harjanti, Sri. 2004. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan :
Menciptakan Keunggulan Bersaing Yang Berkelanjutan Melalui Manajemen Sumber
Daya. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Share jika bermanfaat, karena berbagi itu indah
Sekian